Berkata Al Imam Al Barbahari Rahimahullahu Ta’ala:
والإيمان بأن الجنة حق والنار حق وأنهما مخلوقتان الجنة
في السماء السابعة وسقفها العرش والنار تحت الأرض السابعة السفلى وهما
مخلوقتان قد علم الله تعالى عدد أهل الجنة ومن يدخلها وعدد أهل النار ومن
يدخلها لا تفنيان أبدا بقاؤهما مع بقاء الله أبد الآبدين ودهر الداهرين
Dan meyakini bahwasanya Surga dan Neraka adalah benar adanya, dan
keduanya sudah diciptakan. Surga berada di langit yang ketujuh dan
atapnya adalah Arsy Ar Rahman. Sedangkan Neraka berada di bawah bumi
lapis ketujuh. Keduanya telah diciptakan,
Allah Subhanahu wata’ala telah
mengetahui jumlah penghuni Surga dan orang yang akan masuk ke dalamnya.
Demikian juga jumlah penghuni Neraka dan orang yang akan masuk ke
dalamnya. Keduanya tidak akan musnah selama- lamanya, kekekalannya
seiring dengan kekekalan Allah Subhanahu wata’ala, abadi selama-lamanya.
Syaikh Allamah Ahmad bin Yahya An Najmi
Sesungguhnya Surga dan Neraka telah diciptakan. Yang demikian itu
sebagaimana yang terdapat dalam nash-nash yang banyak sekali [1]. Di
antaranya kabar tentang Adam ‘Alaihis salam yang telah Allah Subhanahu
wata’ala beritakan bahwasanya dia diciptakan di dalam Surga. Dan
pendapat yang shahih bahwasanya surga tersebut adalah surga yang yang
akan dimasuki oleh orang-orang yang beriman. Di antaranya juga
hadits-hadits shahih yang terdapat dalam kitab Shahihain dan yang
lainnya, seperti sabda Rasululah Shallallahu’alaihi wasallam dalam
shalat gerhana,
“Sesungguhnya matahari dan bulan itu merupakan dua dari tanda-tanda
kekuasaan Allah Ta’ala. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian
seseorang dan tidak juga karena kehidupan seseorang. Oleh karena itu,
jika kalian melihat hal tersebut, maka berdzikirlah kepada Allah Ta’ala”
Para sahabat Radhiallahu’anhum bertanya : “Wahai Rasulullah, kami melihatmu mengambil sesuatu di tempat berdirimu, kemudian kami melihatmu mundur ke belakang”.
Beliau Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya aku melihat Surga, maka aku berusaha mengambil setandan (buah-buahan). Seandainya aku berhasil meraihnya, niscaya kalian akan dapat memakannya selama dunia ini masih ada. Dan aku juga melihat Neraka, aku sama sekali tidak pernah melihat pemandangan yang lebih menyeramkan dari pemandangan hari ini. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita”.
Para sahabat Radhiallahu’anhum bertanya, “Karena apa, wahai Rasulullah?” Beliau Shallallahu’alaihi wasallam menjawab, “Karena kekufuran mereka”. Ada yang bertanya “Apakah mereka kufur kepada Allah?”.
Beliau Shallallahu’alaihi wasallam menjawab, “Mereka kufur kepada keluarganya (suaminya), dan kufur terhadap kebaikan (tidak berterima kasih). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka sepanjang waktu, lalu dia melihat sesuatu (kesalahan) darimu, niscaya dia akan mengatakan : “Aku tidak pernah melihat kebaikan sedikitpun darimu” (Muttafaqun ‘Alaih)
Para sahabat Radhiallahu’anhum bertanya : “Wahai Rasulullah, kami melihatmu mengambil sesuatu di tempat berdirimu, kemudian kami melihatmu mundur ke belakang”.
Beliau Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya aku melihat Surga, maka aku berusaha mengambil setandan (buah-buahan). Seandainya aku berhasil meraihnya, niscaya kalian akan dapat memakannya selama dunia ini masih ada. Dan aku juga melihat Neraka, aku sama sekali tidak pernah melihat pemandangan yang lebih menyeramkan dari pemandangan hari ini. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita”.
Para sahabat Radhiallahu’anhum bertanya, “Karena apa, wahai Rasulullah?” Beliau Shallallahu’alaihi wasallam menjawab, “Karena kekufuran mereka”. Ada yang bertanya “Apakah mereka kufur kepada Allah?”.
Beliau Shallallahu’alaihi wasallam menjawab, “Mereka kufur kepada keluarganya (suaminya), dan kufur terhadap kebaikan (tidak berterima kasih). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka sepanjang waktu, lalu dia melihat sesuatu (kesalahan) darimu, niscaya dia akan mengatakan : “Aku tidak pernah melihat kebaikan sedikitpun darimu” (Muttafaqun ‘Alaih)
Di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim,
lafazhnya Imam Bukhari dari hadits Abu Hurairah Radhiallahu’anhu
bahwasanya Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Tatkala aku sedang tidur, aku melihat diriku berada di Surga.
Tiba-tiba saja ada seorang wanita berwudhu di salah satu sudut sebuah
istana, maka aku bertanya, “Milik siapa ini?” Mereka menjawab, “Ini
milik Umar” Maka aku ingat kecemburuanmu sehingga aku berbalik ke
belakang.” Maka Umar Radhiallahu’anhu menangis dan ketika itu ia berada
di majelis, kemudian ia berkata, “Apakah kepadamu -wahai Rasulullah- aku
cemburu?” (Muttafaqun ‘alaih)
Serta hadits-hadits shahih lainnya yang menerangkan bahwa sura dan
neraka sekarang ini sudah ada. Adapun keadaan keduanya yang tidak akan
pernah lenyap maka yang demikian itu adalah aqidah Ahlus Sunnah wal
Jama’ah. Barangsiapa yang ingin keterangan lebih lanjut dalam
permasalahan ini maka hendaknya membaca kitab Kasyful Astaar li Ibthali
Adilatil Qailina bi Fana’in Naar karya Al Amir As Shan’ani dengan tahqiq
Al Albani. [2]
Allah Subhanahu wata’ala telah mengetahui calon penghuni Surga,
jumlah mereka dan nama-nama mereka. Demikian juga calon penghuni Neraka,
jumlah mereka dan nama-nama mereka. Juga orang-orang yang masuk ke
dalam Surga setelah diadzab di Neraka serta orang-orang yang masuk ke
Surga sebelum diadzab di Neraka. banyak sekali hadits-hadits yang warid
dalam permasalahan ini, dan kami tidak akan panjang lebar
menyebutkannya, di antaranya:
Hadits-hadits yang berkenaan dengan kisah Allah Ta’ala mengusap
punggung Adam ‘Alaihis salam dan mengeluarkan anak keturunan Adam
darinya seperti Dzar dan Allah Ta’ala menggenggam sebagian darinya, satu
genggam dengan tangan kanan- Nya dan mengatakan, “Ini untuk ini, dan
Aku tidak perduli” Yakni untuk Surga. Kemudian Dia menggenggam genggaman
yang lainnya dengan tangan yang satunya seraya mengatakan, “Ini untuk
ini dan Aku tidak perduli” [3] Yakni untuk Neraka.
Di antaranya juga hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash Radhiallahu’ahu, ia berkata,
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam pernah keluar menemui kami dan
pada tangan beliau Shallallahu’alaihi wasallam terdapat dua kitab. Maka
beliau Shallallahu’alaihi wasallam berkata, “Tahukah kalian kedua kitab
ini?” Maka kami menjawab, “Tidak, wahai Rasulullah, kecuali jika engkau
mengabarkannya kepada kami.” Beliau Shallallahu’alaihi wasallam berkata
mengabarkan tentang kitab yang ada di tangan kanannya, “Ini adalah
kitab dari Rabbul ‘alamin, di dalamnya terdapat nama-nama penduduk Surga
beserta nama-nama bapak dan kabilah mereka, kemudian Allah Ta’ala
mengumpulkannya hingga yang terahir, jumlah mereka tidak akan bertambah
dan tidak akan berkurang selama-lamanya.”
Kemudian beliau Shallallahu’alaihi wasallam mengabarkan tentang kitab yang ada di tangan kirinya, “Ini adalah kitab dari Rabbul ‘alamin, di dalamnya terdapat nama- nama Ahli Neraka beserta nama-nama bapak dan kabilah mereka, kemudian Allah Ta’ala mengumpulkannya hingga yang terahir, jumlah mereka tidak akan bertambah dan tidak akan berkurang selama-lamanya.”
Maka para shahabat Radhiallahu’anhum bertanya, “lalu untuk apa kita beramal – Wahai Rasulullah- apabila perkara ini telah diselesaikan?”
Beliau Shallallahu’alaihi wasallam berkata, “Istiqomahlah dalam beramal dan benar dalam berbicara serta mendekatlah kepada keistiqomahan dan kebenaran! sebab calon penghuni Surga akan ditutup hayatnya dengan amalan ahlul Jannah meskipun ia beramal dengan amalan apapun. Dan bahwasanya penduduk Neraka akan ditutup amalannya dengan amalan ahli Neraka meskipun ia beramal dengan amalan apapun.”
kemudian Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam berkata dengan tangannya sehingga beliau Shallallahu’alaihi wasallam melemparkan kedua kitab tersebut. Kemudian beliau Shallallahu’alaihi wasallam berkata, “Rabb kalian telah selesai dari urusan hamba-hamba-Nya, sebagian di Surga dan sebagian di Neraka.” (Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan At Tirmidzi)
Kemudian beliau Shallallahu’alaihi wasallam mengabarkan tentang kitab yang ada di tangan kirinya, “Ini adalah kitab dari Rabbul ‘alamin, di dalamnya terdapat nama- nama Ahli Neraka beserta nama-nama bapak dan kabilah mereka, kemudian Allah Ta’ala mengumpulkannya hingga yang terahir, jumlah mereka tidak akan bertambah dan tidak akan berkurang selama-lamanya.”
Maka para shahabat Radhiallahu’anhum bertanya, “lalu untuk apa kita beramal – Wahai Rasulullah- apabila perkara ini telah diselesaikan?”
Beliau Shallallahu’alaihi wasallam berkata, “Istiqomahlah dalam beramal dan benar dalam berbicara serta mendekatlah kepada keistiqomahan dan kebenaran! sebab calon penghuni Surga akan ditutup hayatnya dengan amalan ahlul Jannah meskipun ia beramal dengan amalan apapun. Dan bahwasanya penduduk Neraka akan ditutup amalannya dengan amalan ahli Neraka meskipun ia beramal dengan amalan apapun.”
kemudian Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam berkata dengan tangannya sehingga beliau Shallallahu’alaihi wasallam melemparkan kedua kitab tersebut. Kemudian beliau Shallallahu’alaihi wasallam berkata, “Rabb kalian telah selesai dari urusan hamba-hamba-Nya, sebagian di Surga dan sebagian di Neraka.” (Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan At Tirmidzi)
Ini menujukkan bahwa Allah Subhanahu wata’ala telah mengetahui
orang-orang yang akan masuk Surga dan yang akan masuk Neraka semenjak
Allah Subhanahu wata’ala belum menciptakan langit dan bumi. Wabillahit
taufiq.
[Dari Kitab Irsyaadus Saari ila Taudhihi Syarhis Sunnah lil Imam Al
Barbahari, Edisi Indonesia Penjelasan Syarhus Sunnah Imam Al Barbahari
Meniti Sunnah di Tengah Badai Fitnah oleh Syaikh Ahmad bin Yahya An
Najmi, Penerbit Maktabah Al Ghuroba, hal 160-165]
Footnote
[1] Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ
الْجَنَّةَ وَكُلا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ
الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan Kami berfirman: “Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga
ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja
yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan
kamu termasuk orang-orang yang lalim.” (Al Baqarah: 35)
Demikian juga pada firman Allah Ta’ala,
وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلا
مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ
الظَّالِمِينَ
(Dan Allah berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan
istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja
yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu
menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang lalim”. (Al A’raaf: 19)
Dan dalam firman Allah Ta’ala,
يَا بَنِي آدَمَ لا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا
أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا
لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ
حَيْثُ لا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ
لِلَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan
sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia
menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada
keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat
kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya
Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin- pemimpin bagi
orang-orang yang tidak beriman.” (Al A’raaf: 27)
Begitu pula yang datang dalam firman Allah Ta’ala,
فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هَذَا عَدُوٌّ لَكَ وَلِزَوْجِكَ فَلا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَى
“Maka kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh
bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia
mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi
celaka.” (Thaahaa: 117)
Dan ayat-ayat yang lainnya dari ayat-ayat Al Quran yang mulia yang
secara tersurat menujukkan kepada kita, dan secara tersirat menerangkan
kepada kita bahwa Adam ‘Alaihis salam dan Hawa dahulunya mereka tinggal
di Surga mendapatkan kenikmatan. Kemudian mereka berdua diturunkan ke
bumi disebabkan mereka memakan buah pohon yang keduanya dilarang oleh
Allah Ta’ala untuk memakannya,
فَأَكَلا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا
وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَعَصَى آدَمُ
رَبَّهُ فَغَوَى ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى
“Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi
keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan
daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan
sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima tobatnya dan
memberinya petunjuk.” (Thaahaa: 121-122)
Kita berlindung kepada Allah Ta’ala dari iblis dan bala tentaranya
yang tidak pernah berhenti berusaha menyesatkan anak cucu Adam selama
mereka masih hidup dan beramal. Kita memohon kepada Allah Ta’ala dengan
nama-nama-Nya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang ‘ulya (tinggi). untuk
menjauhkan kita semua dari tipu daya dan bisikan-bisikan Syaithan. Dan
semoga Dia mengampuni dosa-dosa kita dan amalan-amalan keburukan yang
kita lakukan dan semoga Dia menerima amalan Shalih kita. Wabillahi
taufiq.
[2] Untuk memperluas pembahasan tentang Surga dan Neraka serta bahwa
keduanya tidak akan lenyap berikut bantahanny kepada orang yang
mengatakan bahwa keduanya akan binasa (lenyap) silahkan rujuk kitab
Tauqiful Fariqaini ‘Ala Khuludi Ahli Ad Daraini karya Al ‘Allamah Mar’i
Al Hanbali dan kitab Kasyful Astar li Ibthali Id’aai Fana’in Naar karya
Doktor Ali bin Ali Jabir sebagaimana diisyaratkan oleh muhaqiq kitab ini
Asy Syaikh Abu Yasir Khalid Ar Radadi ketika memberikan catatan kaki
pada permasalahan ini dalam kitab yang mubarak ini.
[3] Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad Asy Syamiyyin no. 17088.
Dan untuk tambahaan pendalilan dengan hadits-hadits seputar
permasalahan ini silahkan merujuk tafsir Ibnu Katsir ayat 172 surat Al
A’raaf, yaitu firman Allah,
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ
ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ
قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا
عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, (Al
A’raaf: 172)
sumber http://muhammadramahray.blogspot.com/2012/09/surga-dan-neraka-ada-dan-telah-ada.html
sumber http://muhammadramahray.blogspot.com/2012/09/surga-dan-neraka-ada-dan-telah-ada.html
Comments
Post a Comment