“Seandainya manusia tidak mendapatkan nikmat tidur, boleh jadi
manusia akan menjadi makhluk yang paling buruk dan menderita di dunia”,
benarkah demikian?
Salah satu hak yang harus dipenuhi oleh tubuh dan mata adalah tidur.
Tidur merupakan salah satu bentuk nikmat Allah swt yang tiada terkira
nilainya. Adanya nikmat tidur yang dianugerahkan Allah swt telah
memberikan banyak hal kepada manusia. Entah bagaimana jadinya jika
Allah swt tidak menganugerahi manusia dengan nikmat tidur tersebut,
boleh jadi manusia akan menjadi makhluk yang paling buruk dan menderita
di dunia.
Coba saja bayangkan bagaimana jika kita tidak tidur selama sebulan
saja. Otak kita terus berputar memikirkan dan terpikirkan berbagai
macam permasalahan, tanpa istirahat. Hati tidak pernah berhenti
merasakan panasnya kehidupan, marah, sedih, kecewa, semuanya terus
menumpuk tanpa jeda. Mungkin wajah kita akan tampak pucat, kusut, mata
merah dan cekung, pipi kempot, badan kurus kering, lemah dan tanpa
gairah, atau bahkan jadi suka marah-marah. Dari segi jasmani maupun
kejiwaan, bukankah itu termasuk gambaran manusia yang sangat buruk dan
menderita?
Untuk itulah, maka tidur ini merupakan nikmat yang sudah sepatutnya
senantiasa di syukuri oleh seluruh manusia di muka bumi ini. Namun yang
menjadi permasalahan adalah, bagaimanakah seharusnya manusia
mensyukuri nikmat tidur tersebut?
Salah satu cara untuk mensyukuri nikmat tidur yaitu dengan cara
menunaikannya dengan baik dan benar. Mengerjakan segala aspek yang
berkaitan dengan nikmat tidur dengan baik, mulai dari ketika hendak
tidur sampai setelah bangun tidur. Dan untuk itu semua, pemimpin
seluruh umat muslim di dunia, Rasulullah Muhammad saw telah memberikan
banyak keterangan yang jelas mengenai bagaimanakah seharusnya umat
muslim memperlakukan nikmat tidur yang telah dianugerahkan Allah swt
kepadanya. Rasulullah Muhammad saw senantiasa memperlakukan tidur
dengan etika yang baik. Rasulullah Muhammad saw tidak pernah tidur,
keduali dengan disertai etika tidur yang baik.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab :
21)
Sebagai suri teladan yang baik, Rasulullah Muhammad saw telah banyak
memberikan contoh bagaimana tata cara tidur yang baik. Berikut
beberapa etika tidur yang sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana yang
terdapat di dalam hadits-hadits Rasulullah Muhammad saw:
1. Berwudhu ketika akan tidur
“Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka
hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan
sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)
Dari al-Barra` bin Azib, Rasulullah Muhammad saw pernah bersabda,
“Apabila kamu hendak tidur,maka berwudhulah (dengan sempurna) seperti
kamu berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah di atas sisi tubuhmu
yang kanan”.
2. Membaca doa akan tidur
Rasulullah Muhammad saw jika mau tidur berdoa, “Bismika Allahumma
Amut wa Ahyaa” (Dengan nama-Mu ya Allah aku mati dan hidup) Bila bangun
tidur berdoa, “Alhamdulillahillaji ahyana ba’da maa ama tanaa wa
ilayhinnusur.” (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami
setelah kami mati, dan kepada-Nya kami kembali.” (HR. Muslim)
Al-Bara’ bin ‘Azib ra. berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Muhammad
saw bila berbaring di tempat tidurnya, beliau letakkan telapak
tangannya yang kanan di bawah pipinya yang kanan, seraya berdoa: Robbi
qinii ‘adzaabaka yawma tab’atsu ‘ibaadaka (Ya Robbi, peliharalah aku
dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu).” (HR. At
Tarmidzi)
Hudzaifah ra. berkata: “Bila Rasulullah Muhammad saw berbaring di
tempat tidurnya, maka beliau berdoa: Alloohumma bismika amuutu wa ahyaa
(Ya Allah, dengan Asma-Mu aku mat dan aku hidup). Dan jika bangun dari
tidurnya beliau berdoa: Alhamdu lillaahil-lladzii ahyaanaa ba’da maa
amaatanaa wa ilayhin-nusyuur (Segala puji bagi Allah, yang telah
menghidupkan daku kembali setelah mematikan daku, dan kepada-Nya tempat
kembali).” (HR. At Tarmidzi)
Dari Al Barra’ bin Azib ra berkata, “Apabila Rasulullah saw berada
pada tempat tidurnya dan akan tidur maka beliau miring ke sebelah
kanan, kemudian membaca: “Allahumma aslamtu nafsii ilaika wawajjahtu
wajhi ilaika wafawwadhtu amrii ilaika wa alja’tu zhahrii ilaika
raghbatan warahbatan ilaika laa malja-a walaa manja-a minka illaa
ilaika. Aamantu bikitaabikalladzii anzalta wanabiyyikal ladzii arsalta
(Wahai Allah, saya menyerahkan diriku kepada-Mu, menghadapkan mukaku
kepada-Mu, menyerahkan semua urusanku kepada-Mu, dan menyandarkan
punggungku kepada-Mu dengan penuh harapan dan takut kepada-Mu, tidak
ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari siksaan-Mu kecuali
hanya kepada-Mu. Saya beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dari
nabi yang Engkau utus.” (HR. Bukhari)
3. Miring ke sebelah kanan
Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits
Rasulullah Muhammad saw yang artinya: “Berbaringlah di atas rusuk
sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)
Dari al-Barra` bin Azib, Rasulullah Muhammad saw pernah bersabda,
“Apabila kamu hendak tidur,maka berwudhulah (dengan sempurna) seperti
kamu berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah di atas sisi tubuhmu
yang kanan”.
4. Meletakkan tangan di bawah pipi sebelah kanan
“Rasulullah Muhammad saw apabila tidur meletakkan tangan kanannya di
bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395,
Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)
5. Membaca surat surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas
Aisyah ra. berkata: “Bila Rasulullah Muhammad saw berbaring di
tempat tidurnya, beliau kumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniup
keduanya dan dibaca pada keduanya surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan
An-Naas. Kemudian disapunya seluruh badan yang dapat disapunya dengan
kedua tangannya. Beliau mulai dari kepalanya, mukanya dan bagian depan
dari badannya. Beliau lakukan hal ini sebanyak tiga kali.” (HR. At
Tarmidzi)
6. Tidurlah di awal malam
“Beliau saw tidur di awal malam dan menghidupkan akhir malam.” (Mutafaq ‘Alaih)
“Bahwasanya Rasulullah Muhammad saw membenci tidur malam sebelum
(sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat)
setelahnya.” (Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647
(235))
7. Tidak tidur dengan posisi telungkup (tengkurap)
“Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang
dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)
8. Berdoa ketika bangun tidur
Rasulullah Muhammad saw jika mau tidur berdoa, “Bismika Allahumma
Amut wa Ahyaa” (Dengan nama-Mu ya Allah aku mati dan hidup) Bila bangun
tidur berdoa, “Alhamdulillahillaji ahyana ba’da maa ama tanaa wa
ilayhinnusur.” (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami
setelah kami mati, dan kepada-Nya kami kembali.” (HR. Muslim)
9. Mengusap Bekas tidur
“Maka bangunlah Rasulullah Muhammad saw dari tidurnya kemudian duduk
sambil mengusap wajah dengan tangannya.” (HR. Muslim No. 763 (182)
10. Beristinsyaq, beristintsaar dan bersiwak ketika bangun tidur
“Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka
beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di
rongga hidungnya.” (HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238)
Beristinsyaq dan beristintsaar adalah menghirup kemudian mengeluarkan atau menyemburkan kembali air dari hidung.
“Apabila Rasulullah Muhammad saw bangun malam membersihkan mulutnya
dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255)
Demikianlah Rasulullah Muhammad saw menunaikan hak-hak tidur yang
telah diberikan Allah swt kepadanya. Dan sebagai umat Islam yang
beriman kepada Allah swt dan Rasulullah Muhammad saw, maka sudah
sepatutnya umat muslim menunaikan nikmat tidur tersebut sebagaimana
yang telah dicontohkan dan diajarkan oleh Rasulullah Muhammad saw
sumber http://muhammadramahray.blogspot.com/2012/09/wasiat-nabi-muhammad-saw_1994.html
sumber http://muhammadramahray.blogspot.com/2012/09/wasiat-nabi-muhammad-saw_1994.html
Comments
Post a Comment