Skip to main content

Guruku Pahlawanku

Aku menginjakkan kaki di sekolah swasta dengan label agama sehingga aku merasakan ada yang berbeda dengan pelajarannya, aku melihat ada  huruf-huruf lagi yang tak kumengerti. Kembali kejadian itu mengulangku ketika guru agamaku masuk pertama di kelasku semua siswa disuruh membuka Al-Qur'anku. Mungkin untuk memberikan sok terapi maka guruku menyuruh satu persatu untuk membaca salah satu ayat yang ada di dalamnya. Dengan sigap segera aku memohon ijin kepada guruku untuk ke belakang dulu agar tidak mendapat giliranku untuk membaca kitab suciku.

Setelah aku masuk lagi ternyata  caaan ayat suci itu masih mengumandang dan terlihat dengan jelas di telingaku.  Aku masuk dan duduk kembali di kursiku, Guruku mengentikan sesaat dan dia mengeluarkan absensi kelasku. dan ternyata dia memanggil menurut tanggal hari itu yang kebetulan sesuai dengan  jatahku. Uh... seperti terhantam palu, aku hanya bisa terbata-bata membaca kitap suciku dan aku benar-benar malu dengan melihat tatapan teman- temanku. 

Melihat  kejadian itu guruku hanya menggelengkan kepala dan menyuruh aku mengulang-ulanginya, tak kuasa menahan maluku aku meneteskan air mataku di mejaku.  dan kuhentikan untuk tidak mengaji dulu. Guruku tahu kondisiku dia tidak menghampiriku dan juga tidak menyapaku, dengan sigap dia langsung memberikan giliran membaca kitab suciku ke teman sebelahku. Aku lebih menangis saat itu ketika mendengar lantunan indah bacaan temanku. Kubilang dalam hatiku "bodohnya aku kenapa tidak belajar  dari dulu, padaha; ibu telah memberikan kesempatan untuk itu kenapa aku menyiakan waktu itu".  melihat kejadian ini kuberipiki mungkin juga ini salah satu adalah bagaimna caranya guruku mendidikku agar memiliki rasa malu  dan berharap untuk bisa merubah sikapku.
Bagaimana dengan kondisi saat ini adakah pelajaran yang seperti ini. Walau kurikulum yang berganti-ganti, mungkin ada yang merasa masih belum ada perubahan yang berarti untuk kemajuan negeri, Pendidikan masih menjadi momok diri dengan pendidikan yang berharga tinggi dan kwalitas anak yang masih ikut tawuran sana sini, dan tak mau untuk selalu ikut berpartisipasi dan berprestasi untuk negeri. Mungkinkah dengan kurikulum ke depan yang kata orang mau berganti lagi dengan "kurikulum perekat bangsa" adakah perubahan yang nyata nantinya. kita tunggu saja, kita hanya bisa berusaha untuk membantu  negara untuk mewujudkannya

Pahlawanku adalah guruku, pahlawanku adalah orang2 yang ada di sekitarku. Ma ma’na pahlawan bagi kalian? Pahlawan adalah orang yang banyak berjasa dalam pembentukan diri ini dari dulu sampai sekarang ini. Begitu banyak pahlawan dalam hidup kita bahkan termasuk orang2 yang tak terlihat secara kasat mata oleh penglihatan kita. merekalah orang2 asing yang mulia.


10 November? Semoga tidak hanya tanggal 10 november saja spirit kepahlawanan dan menghargai pahlawan ada dalam sanubari kita. Karena diri ini bertanggung jawab terutama pada diri sendiri dan sebenarnya pada sekitar kita. Bicara tentang kepahlawanan seorang ibunda tak ka nada habisnya, berpeluh2 keringat yang engkau teteskan dari proses kehamilan sampai aku lahir ke dunia, mengasuh, merawat, mendidik hingga dewasa takkan pernah terbayar oleh apapun. Sungguh ku masih sangat ingat ketika engkau menemaniku belajar,berhitung dengan lidi, biji2an, hingga akhirnya sekarang inilah diriku "guru matematika" sedikit banyak pengaruh, pengorbanan ibunda sudah mendarah daging dalam jiwa.
Teringat ketika bapak dan ibu memasukkan kami di pesantren, betapa perjuangan maaliyah yang tidak sedikit, sampai2 ngirit uang biar gak tongpes karena bapak dan ibu hanya seorang PNS. berapa sih gaji PNS? keputusan inilah yang juga telah banyak membentuk kepribadian kami, menjadikan kami mandiri dan lebih mengenal dien kami Islam yang mulia ini. Tak terhitung sudah biaya yang kalian keluarkan untuk ini.

Dulu ketika masih SD ibu juga tak pernah lelah untuk menyuruhku bangun sholat shubuh, bahkan walau terlambat bangun tetap harus melaksanakan sholat shubuh...bunda semoga spirit perjuangan, spirit kepahlawanan dalam dirimu tertular padaku dalam mendidik anak2ku kelak...mbak Shafa doakan ummi bisa lebih baik dari mbah uti ya...^-^


Guruku

Guruku .....
Selalu tersenyumlah untukku
Walau hanya untuk menyemangatiku
Seulas senyumu
Menumbuhkan seribu semangat baru

Walau senyummu ituA
Menandai sedikit bahagiamu
Dan menutupi beribu luka yang seluas samudra
Aku memang tak bisa membantumu
Tapi aku berjanji guruku

Aku akan menjadi murid sejatimu
Yang akan selalu menjadi kebanggaan untukmu
Yang membuat wajah dan hatimu akan tersenyum untukku


Guruku Pahlawanku
Guru... Engkaulah pahlawanku
pahlawan tanpa tanda jasa
engkau selalu membimbingku
dan mengajariku berbagai hal

            Guru jasamu tak terhingga
            engkau seperti bidadari, dan
            pahlawanku yang menolongku
            tanpamu aku tak bisa apa-apa

Guru tanpamu apa jadinya aku
tak bisa baca tulis dan mengerti banyak hal...

            Guru... tiada kata letih bagimu 
            untuk membimbing kami...
            kini semua yang engkau beri
            sudah sampai dihari ini

Terima kasih guru
jasamu tak terhingga..
GURU KU

Ku suka ......
tegasmu......
disiplinmu .....
rendah hatimu....
bijaksanamu.....
kemandirianmu....

Entah tak tau mengapa

disaat pertama kali aku mengenalmu....
kau mampu memberikan semua hal tentang dirimu...

Kau lah penyemangat hidupku.....

motivasiku.........
inspirasi ku.......

Terima kasih tuhan kau telah mengenalkanku pada guru terhebat ku ini yang mampu merubah semua tentang diriku........


sumber  http://muhammadramahray.blogspot.com/2012/11/guruku-pahlawanku.html

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Antara Khuluq dan Khalq

Kata khuluq berarti suatu perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya, secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan atau direncanakan sebelumnya.

Mendoakan Orang Lain

Seperti biasa, pada sepertiga malam terakhir, Sayyidah Fathimah — putri kesayangan Rasulullah saw senantiasa melaksanakan shalat tahajud di rumahnya. Terkadang, ia menghabiskan malam-malamnya dengan qiamu lail dan doa . Hasan bin Ali, putranya, sering mendengar munajat sang bunda.